Senin, 18 Februari 2013

Hidup untuk mati



Manusia hidup di dunia tentunya tidak hadir begitu saja. Seperti makhluk yang lainnya manusia juga tentunya memiliki pencipta. Sebuah ciptaan pasti mempunyai tujuan penciptaannya. Seorang manusia akan mengetahui arti kehidupannya ketika sudah dapat menjawab tiga pertanyaan besar yaitu dari mana dia berasal, untuk apa kita hidup di dunia, serta bagaimana setelah mati. Tanpa menjawab tiga pertanyaan tersebut seorang manusia tidak akan tahu tujuan hidupnya. Kalau tidak tahu tujuan hidup tentunya dia tidak akan bisa menjalani kehidupan terbaik.

Kita akan bahas satu persatu. Dari mana kita berasal tentunya sebagian besar akan menjawab dari Allah tuhan semesta alam. Kalau sebagai seorang muslim hal ini sudah ada dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf 172 yang artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", ketika sebelum dilahirkan kita sudah tanda tangan kontrak bahwa kita mengakui Allah sebagai tuhan kita. Akan tetapi ketika kita telah hidup di dunia kadang kita lupa bahwa tuhan kita adalah Allah. Hal ini bisa terjadi karena kita tidak pernah mencari siapa tuhan kita dengan akal pikiran. Seorang manusia seharusnya ketika sudah baligh mencari siapa sebenarnya tuhan yang menciptakan dia dengan berfikir secara mendalam. Bukan hanya beragama karena keturunan.

Kemudian setelah kita tahu tuhan kita adalah Allah selanjutnya kita harus tahu sebenarnya untuk apa kita diciptakan di dunia. Dalam Al-Qur’an juga telah difirmankan oleh Allah yang ada pada surat Ad-Dzaariyaat 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Kalau begitu seharusnya manusia ketika hidup di dunia semua aktifitasnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Beribadah itu termasuk menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, menjalankan semua perintah Allah serta menjauhi semua larangannya. Bagaimana caranya supaya semua aktifitas kita bernilai ibadah? Maka niatkan semua yang kita lakukan hanya untuk mendapatka ridho Allah. Dengan begitu kehidupan kita tidak akan sia-sia.

Kemanakah kita setelah mati? Iya benar ketika kita nantinya mati maka hanya kepada Allah lah kita akan kembali. Tentunya untuk mempertanggung jawabkan semua yang sudah kita perbuat di dunia. Maka berbuatlah yang terbaik di dunia karena hidup yang 70 tahun di dunia akan menentukan kemana tempat tinggal kita yang abadi apakah syurga ataukan neraka. Semoga Allah mengumpulkan kita semua disyurga-Nya.

Senin, 11 Februari 2013

Baut-Baut Kehidupan



Pernah tau baut yang sangat kecil dalam konstruksi mesin, motor, atau mobil. Baut merupakan komponen yang sangat kecil meskipun kecil tetapi manfaatnya besar, untuk menggabungkan berbagai bagian dalam mesin tanpa adanya baut komponen-komponen akan terpisah antara satu dengan yang lainnya. Baut juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin. Karena bentuknya yang kecil maka dalam mesin kurang diperhatikan keberadaannya.

Manusia terbaik adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesamanya. Manusia yang ingin dipuji karena kebaikannya sungguh menghinakan. Manusia yang selalu mengungkit-ungkit kebaikan sungguh menjijikkan. Jadilah manusia yang ketika tangan kanannya memberi, tangan kirinya pun tidak mengetahui. Bukankan itu yang diperintahkan oleh orang paling mulia Nabi Muhammad SAW.

Manusia adalah makhluk yang sangat mulia. Bahkan oleh Allah kita disebut dengan sebaik-baiknya makhluk. Janganlah kita kalah dengan baut-baut yang ada pada mesin motor kita. Fungsinya atau kontribusinya besar tapi tidak pernah mengungkit bahkan meminta imbalan. Alangkah hinanya kita sebagai manusia kontribusi kecil sudah ngomong seolah-olah dialah yang paling memiliki peran dalam keberhasilan usaha sebuah tim. Bahkan yang kontribusinya besar pun tidak boleh mengungkitnya karena mengakibatkan riya yang berarti terhapusnya amal yang sudah dilakukan.

Marilah kawan mulai hari ini kita berkontribusi besar tapi bersikap rendah hati. Sehingga kehadiran kita ditunggu ditempat manapun juga. Kedatangan kita dinantikan. Dan kepergian kita ditangisi banyak manusia. Bakankah bahagianya, ketika kita menutup mata pada akhir perjalanan hidup ini banyak orang yang menangis karena kehilangan kita menginggat berbagai macam kebaikan yang sudah kita buat.